Keramaian yang Coba Saya Ciptakan Sendiri

 

Saya tidak berencana menulis ini dengan susunan kata yang saya pikirkan baik-baik dan dengan ide yang matang seperti biasanya saat saya menulis cerpen. 


Anggap saja ini sebuah diary. Saya jarang menulis diary. Tapi entah bagaimana kesakitan yang beberapa hari ini saya alami membuat saya ingin menulis. Setidaknya menulis bisa bantu melupakan fakta jika saya sendirian di rantauan.


Pesan saya di awal, usahakan jangan sakit jika anda di perantauan. Karena bukan cuma badan yang ngilu tetapi hati pun begitu. Kesakitan sendirian, tidak ada yang menawarkan makan tetapi anda harus makan dengan lemah. Obat yang susah payah didapat. Masih memikirkan perijinan pekerjaan yang melelahkan. Sempoyongan ke kamar mandi dan menangis di tengah malam. Hal yang lebih menyakitkan daripada penyakit itu sendiri. 

Saya jarang sakit. Saya orang yang ceria dan suka main. Saat sakit seperti ini, saya hanya ingin pulang. Hal biasa dan sangat wajar dialami orang di perantauan, kan? Tapi sayangnya untuk pulang saya tidak bisa.
Kasih tau saya cara paling tidak membuat khawatir orang rumah ketika saya mengabari sedang sakit. Tidak ada. 

Beberapa hari lalu saya memutuskan mengabari ibuku, saya sakit, buk.
Saya langsung di video call, ternyata saya tak cukup kuat untuk mengangkatnya dengan mata yang sudah panas. Saya tambahkan lewat pesan, sudah minum obat.


Menyusul ayah saya menghubungi, bertanya kondisi juga. Bedanya di akhir ada ucapan, Ayah juga kemarin sakit begitu seminggu, tidak apa-apa, penting diobati.
Saya paham sekali maksudnya untuk memberi tambahan kekuatan. Tapi saya cukup cengeng untuk menerimanya.


Saya ke apotik menebus obat hari ini. Rasanya mau menyumpahi apotekernya karena lama sekali buat melayani. Saya mual karena mencium aroma obat yang menyengat, saya lari mencari kamar mandi dan muntah di sana.


Sehat mahal harganya itu benar. Saya sudah habis uang banyak untuk menebus obat dan beli keperluan selama sakit. Agenda ini itu tidak terpikirkan lagi untuk dicari rencana lainnya. 


Pekerjaanku melibatkan orang banyak dan sangat sedih rasanya membuat kecewa mereka. Doakan saya cepat pulih. Saya sudah berusaha, minum obat banyak macam. Begitu perlunya doa juga dari siapapun yang membaca ini. Terima kasih. Saya kira ini cukup bisa disebut diary.

Komentar

  1. Cepat pulih Tah. Ada hal² baik yg menunggumu diluar sana, ada suasana yg tak lagi sama jikalau tak ada kau diluar sana. Doaku buatmu.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Di Atas Meja

Z

Setengah Sebelas Malam