Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2020

Bingkisan Coklat

Sebentuk awan mengembang di dada. Gumpalannya seperti permen kapas di pasar malam kecamatan yang diadakan setahun sekali. Merah muda dan manis. Tak lupa komedi putar yang suaranya mereot minta pensiun. Pertemuan ini tak ubahnya hal-hal itu. Ada dua pintu menuju senang dan suram. Ini bagian hidup yang wajar. Lalu bagaimana cara Sandita melaluinya?  *** Hujan turun malas. Sandita harus mengantarkan barang. Dengan gontai dan wajah lesu dia mengambil bingkisan coklat yang ada di pojok ruang tamunya. Bingkisan itu harus dia antar ke kantor pos. Namun Sandita tak pernah tahu harus mengantar ke alamat mana dan kepada siapa. Sayangnya, bingkisan itu tidak meninggalkan isyarat apapun. Hanya inisial huruf F yang tercoret sedikit miring di sisi kiri. Lima hari yang lalu, Bingkisan persegi coklat berukuran cukup besar tergeletak tanpa tuan di depan pintu rumahnya. Lekat menempel solatip melingkari. Saat itu, Sandita akan keluar membayar tagihan. Belum sampai melangkah menjejak tanah, matanya tajam